Sejumlah perguruan tinggi berbondong-bondong terhubung fakultas kedokteran (FK).
Beberapa di antaranya yaitu Institut Pertanian Bogor (IPB) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Semarang (UNNES), dan Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Rektor IPB Arif Satria mengaku terhubung FK di kampus tersebut untuk menjawab kebutuhan tenaga kebugaran di Indonesia. Ia juga mengatakan bidang kebugaran atau biomedis sering menjadi topik penelitian terbanyak di IPB sehabis bidang pangan.
“Dalam sepuluh th. terakhir, sebanyak 1.825 publikasi IPB University adalah di dalam bidang kebugaran dan biomedis. Ini memperlihatkan bahwa concern (perhatian) kami di bidang kebugaran udah amat banyak.
Wali Kota Bogor Bima Arya ikut menyambut baik pembukaan FK di kampus itu. Ia menilai IPB mempunyai modal kuat untuk terhubung FK lantaran mempunyai sumber energi manusia (SDM) memiliki kualitas serta sekolah kedokteran hewan dan biomedis.
“IPB udah memadai pantas mempunyai fakultas kedokteran, tentu ini akan menjadi kebanggaan warga Kota Bogor juga, tenaga kebugaran juga meningkat, menjadi jikalau ada faktultas kedokteran sanggup berikan kontribusi ke depan,” ujarnya.
Selain itu, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya juga terhubung Program Studi (Prodi) Kedokteran, lebih-lebih udah terhubung pendaftaran seleksi mahasiswa baru jalan berdiri sendiri lazim Prodi Kedokteran terhadap 1-6 Agustus 2023.
Rektor ITS Mochamad Ashari mengatakan Prodi Kedokteran itu diakses dikarenakan jumlah dokter terbatas hanya berdomisili di kota-kota besar di Indonesia.
“Jumlah dokter di Indonesia masih belum memenuhi standard WHO, idealnya 1:1000,” tutur Ashari di dalam keterangan tertulis.
Ashari mengatakan para dokter milenial masa Revolusi Industri dituntut mempunyai kompetensi di bidang teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Teknologi Nano, analytics, dan teknologi 3D printing di bidang medis. “Itu yang menjadi keunggulan kedokteran di ITS,” kata dia.
Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat juga terhubung pendaftaran mahasiswa untuk FK terhadap 1 Agustus 2023.
Rektor UNP Ganefri yakin Fakultas Kedokteran sanggup menaikkan kualitas pendidikan di Sumatera Barat. UNP juga bekerjasama bersama Universitas Andalas bersama buat persiapan keseluruhan 26 tenaga dosen untuk mengajar.
Ganefri mengatakan UNP bekerja serupa bersama RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai rumah sakit praktik utama. Kemudian Universitas Negeri Semarang (UNNES) juga terhubung pendaftaran mahasiswa baru Prodi Kedokteran terhadap 1-10 Agustus 2023.
Menurut Dekan Fakultas Kedokteran UNNES Mahalul Azam, pendaftaran itu diakses sehabis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Konsuil Kedokteran Indonesia (KKI) berikan rekomendasi.
Dan paling akhir Universitas Negeri Surabaya (UNESA) juga tidak berkenan ketinggalan. Koordinator prodi S1 Kedokteran Unesa Hanifiya Samha Wardhani, mengatakan perkuliahan di FK Unesa hampir serupa bersama kedokteran lainnya yang mempunyai luaran dokter umum. Namun, mempunyai muatan perkuliahan pengetahuan keolahragaan. “Perkuliahan kami sistemnya blok tiap semesternya.
Nanti kuliahnya ada metode spices, masalah based learning atau PBL dan perkuliahan seperti biasanya,” bebernya. Terkait SDM, pihaknya udah mempunyai lebih berasal dari 40 dosen berasal dari bermacam telaten keilmuan, merasa berasal dari pengetahuan biomedis, kebugaran masyarakat, bioetika, sampai kesehatan.
Tidak hanya itu, di dalam program profesi dokter, juga udah dihadirkan lebih dari satu dosen yang mempunyai latar belakang sebagai spesialis dengan ikut Bimbel PPDS.
Kemenkes juga merealisasikan program collegium based bagi Peserta Program Dokter Spesialis (PPDS) supaya lulusan kedokteran yang punya niat melanjutkan pendidikan spesialis sanggup menentukan pendidikan bersama skema praktik segera di Rumah Sakit dan dibayar. Program ini dituangkan di dalam omnibus law UU Kesehatan.
Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya mengatakan program tersebut merupakan usaha memenuhi kebutuhan dokter spesialis di Indonesia yang dinilai minim. “Indonesia hanya mempunyai 51.949 dokter spesialis bersama tujuan rasio 0,28: 1.000. Dengan demikian, Indonesia masih kekurangan 30 ribu dokter spesialis di 21 penyelenggara program studi spesialis,” ujar Arianti. Arianti menyebut 40 prosen RSUD belum mempunyai tujuh style dokter spesialis basic lengkap, seperti dokter spesialis obgyn, dokter spesialis anak, dokter spesialis anestesi, dan bedah, radiologi, kemudian patologi klinik di dalam lingkup provinsi.